Jumat, 14 September 2012

PENDIDIKAN JASMANI


BA
 BAB I                                                                                                                                                  
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran di berbagai satuan pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi membawa konsekuensi pada pemenuhan kebutuhan sarana prasarana pembelajarannya.  karena sarana prasarana pendidikan jasmani merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani dan merupakan unsur paling menjadi masalah di mana-mana, khususnya di Indonesia. Sebagian besar sekolah kurang memikirkan dan memperhatikan masalah perencanaan, penyediaan atau pengadaaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani.[1] Menurut Toho Cholik Mutohir (2007: 10) dari hasil laporan Sport Development Indeks (SDI) pembangunan sarana prasarana termasuk dalam kategori rendah. Hal ini yang menjadi penyebab rendahnya derajat kebugaran jasmani siswa, karena kurangnya lahan untuk bermain dan berolahraga.
Sarana pendidikan bukan saja memberi pengalaman-pengalaman kongkret, tapi juga membantu siswa untuk mengintegrasikan pengalaman yang terdahulu. Ibrahim Bafadal (2004: 8) menjelaskan bahwa proses manajemen perlengkapan sekolah prosesnya meliputi : pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan perlengkapan pendidikan. Selanjutnya, dalam cakupan pengelolaan atau manajemen sarana prasarana pendidikan jasmani meliputi perencanaan dan pengadaan, pemeliharaan, pengaturan penggunaan dan penghapusan.
 Fakta di lapangan ternyata masih sangat banyak ditemui berbagai macam persoalan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani yang timbul. Para guru pendidikan jasmani belum maksimal dalam mengelola sarana prasarana pendidikan jasmani sesuai teori dan kenyataan di lapangan. Hal tersebut diperparah lagi rendahnya kepedulian para kepala sekolah terhadap mata pelajaran Pendidikan Jasmani.
Menurut Syifabudi (2003: 4) dalam Saryana (2004: 4) menjelaskan tentang banyaknya masalah dalam pengelolaan sarana, antara lain: kurang adanya perencanaan yang matang, kondisi sarana pendidikan yang kurang terpelihara, kurang pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik, tidak semua para guru mau menggunakan sarana pendidikan , kurang tersedianya ruang untuk menyimpan sarana, dan masih banyak  masalah lainnya.
Persoalan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani tersebut dialami juga oleh sebagian Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Sebagai mahasiswa S1 yang pernah melakukan penelitian diseluruh sekolah  SD yang ada di kecamatan tersebut, saya menemukan bahwa beberapa SD tidak memiliki sarana prasarana yang memadai, namun ada juga sekolah yang mempunyai sarana prasarana pendidikan jasmani yang cukup lengkap dan baik namun kurang terawat. Ada juga sekolah yang memiliki sarana prasarana sangat minim.  Di sisi lain ada beberapa guru pendidikan jasmani enggan mengikuti rapat sekolah karena hampir tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan sebagai solusi yang diharapkan. Adapula yang masih menunggu bantuan pemerintah,atau lembaga terkait yang ada di Aceh meskipun bantuan yang diperoleh terkadang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
 Berdasarkan hasil pengamatan dan survei di lapangan ditemukan bahwa perhatian terhadap  sarana dan prasarana pendidikan jasmani selama ini masih kurang sehingga tujuan dan sasaran pendidikan jasmani belum tercapai dengan Maksimal. Oleh karena itu pentingnya suatu pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani yang erat kaitannya dengan penggunaan sarana prasarana pendidikan jasmani itu sendiri oleh para guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran guna mendukung tercapainya mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar Negeri  Kecamatan Mesjid Raya  Kabupaten Aceh Besar. Harus lebih ditingkatkan dan diutamakan sehinga proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan seperti yang diharapkan.


                                                                BAB II
PEMBAHASAN

         A.   Pembelajaran Pendidikan Jasmanai
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral pendidikan secara keseluruhan yang mampu mengembangkan anak atau individu secara utuh dalam arti mencakup aspek-aspek jasmani, intelektual (kemampuan interpertif), emosional dan moral spiritual yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan pembiasaan pola hidup sehat. Menurut Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah serta kesehatan siswa dan lingkungan hidup agar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas dirinya sendiri dan pembangunan bangsa.
Menurut Abdulkadir Ateng (1975: 8) “pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun seorang anggota masyarakat yang melakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka”. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efektif, dan efisien. (Depdikbud, 1979).

B.   Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Pendidikan di tingkat SD merupakan salah satu fase yang dilalui anak untuk memulai belajar berbagai hal. Lembaga ini memberikan pengetahuan yang sangat dasar bagi anak. Tujuan Pendidikan Jasmani di SD adalah:
         (1)    Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani,
             (2)    Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,    sikap sosial, dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama,
         (3)    Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani,
              (4)    Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama percaya diri, dan demokratis melalui aktifitas jasmani, permainan dan olahraga,
    (5)    Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga seperti : permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik, dan pendidikan luar kelas,
            (6)    Mengembangkan keterampilan pengeloaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga,
               (7)    Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain,
               (8)    Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai kesehatan,
kebugaran dan pola hidup sehat,
    (9)    Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Tujuan pendidikan jasmani ini harus dapat tercapai melalui proses pembelajaran yang terencana, teratur dan sistematis.
 C.   Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Sarana pendidikan, yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, dan media pengajaran.[2] Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani .Sarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ketempat yang lain.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 999) dijelaskan,”Sarana adalah segala sesuatu yang di pakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”.Contoh bola,raket,pemukul,tongkat,balok,tenis meja,dan lain-lain.Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik  dengan sungguh-sungguh dan ahkirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.
Alat-alat olahraga biasanya dipakai dalam waktu relative pendek, misalnya bola, raket, jaring, pemukul bola kasti, dan sebagainya. Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering dipakai dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Agar alat dapat bertahan dengan lama, harus dirawat dengan baik[3].
Sarana maupun alat merupakan benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga, dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat olahraga merupakan hal yang mutlak harus dimiliki sekolah, tanpa ditunjang dengan hal ini pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani apabila didukung dengan sarana yang baik dan mencukupi, maka anak didik atau siswa bahkan guru akan dapat menggunakan sarana tersebut dengan baik dan maksimal. Tentunya anak didik atau siswa tersebut akan merasa senang dan puas dalam memakai sarana yang terdapat di sekolahnya. Dengan memiliki sarana yang memenuhi standar, maka anak atau siswa akan dapat mengembangkan keinginannya untuk terus mencoba olahraga yang disenanginya. Salah satu fungsi alat peraga, yaitu penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi belajar mengajar. Dengan kata lain, menggunakan alat peraga, hasil belajar yang akan dicapai akan tahan lama diingat oleh siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.[4]
Penggunaan sarana yang baik mempunyai peranan penting untuk meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, penyediaan sarana pendidikan jasmani harus ideal sesuai dengan jumlah siswa. Tersedianya sarana pendidikan jasmani yang ideal sesuai dengan jumlah siswa, maka pembelajaran akan belajar secara efektif dan efisien. Namun sebaliknya, sarana pendidikan jasmani yang tidak ideal pembelajaran pendidikan jasmani akan terhambat, kurang efektif, dan banyak waktu yang terbuang.
Prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung manunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman. Prasarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat permanen. Kelangsungan proses belajar mengajar pendidikan jasmani tidak terlepas dari tersedianya prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang baik dan memadai, maka proses pembelajaran pendidika jasmani dapat berjalan dengan baik.
Prasarana olahraga adalah sesuatu yang merupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar proses. Salahsatu sifat yang dimiliki prasarana jasmani adalah sifatnya relative permanen atau susah untuk dipindah[5].  Menurut Depdikna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:893) Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha pembangunan  proyek dan lain sebagainya.
Prasarana pendidikan jasmani yang dimaksud dalam pendapat diatas dapat diartikan sebagai prasarana dengan ukuran standar seperti lapangan maupun gedung olahraga, tetapi kebanyakan sekolah tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan prasarana standar Sering pembelajaran pendidikan jasamani diselenggarakan di halaman sekolah, sela-sela bangunan gedung, sebagian dapat menggunakan prasarana standar yang terdapat di sekitar sekolah namun harus berbagai dengan sekolah lain maupun masyarakat.
Beberapa syarat yang harus di perhatikan dalam sarana dan prasarana pendidikan jasmani, yaitu
1. Aman
            2. Mudah dan murah
            3. Menarik
            4. Memacu tuk bergerak
            5. Sesuai dengan kebutuhan
            6. Sesuai dengan tujuan
            7. Tidak mudah rusak dan
            8. Sesuai dengan lingkungan
D.   Pentingnya Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani tidak terlepas dari ketersedian sarana dan prasarana yang memadai.Adanya sarana dan prasarana yang memadai akan mencerminkan kualitas pendidikan,sehinga tujuan pendidikan jasmani akan tercapai dengan baik.Namun sebaliknya,sarana dan prasrana yang kurang memadai akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan,bahkan kurikulum tidak akan berjalan dengan baik. Olahraga di sekolah harus diusahakan agar di perlukan sama dengan hal-hal lain dalam kurikulum,dan harus di sediakan bangsal dan lapangan olahraga dengan jumlah dan luas yang cukup  sehinga memungkinkan pelaksanaan program olahraga dapat dilakukan dengan penuh oleh setiap murid[6].
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang untuk mencapai hasil belajar yang optimal.Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani besar sekali manfaatnya bagi guru dan siswa,sehinga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Namun sebaliknya,sarana dan prasrana yang tidak lengkap atau tidak sesuai dengan kurikulum akan menyulitkan guru dan siswa sehinga materi tidak dapat disampaikan pada siswa dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
            Masih banyak anggapan di sekolah-sekolah bahwa sarana dan prasarana pendidikan jasmani dianggap kurang penting dibandingkan sarana dan prasarana pelajaran yang lainnya, seperti pelajaran Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika, sehingga tidak jarang sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah dikesampingkan. Disamping itu juga, kualitas dan kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang kurang atau tidak ideal serta tidak layak masih digunakan dalam pembelajaran, akan mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan jasmani. Peralatan olahraga yang tidak layak pakai justru menjadi masalah bagi guru dalam mengajar, bahkan dapat membahayakan siswa. Tetapi sebaliknya, jika jenis-jenis, jumlah, kualitas dam kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani lengkap dan memenuhi syarat, akan membantu guru pendidikan jasmani dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, sehingga membantu keberhasilan tujuan pendidikan tersebut.
            Melengkapi jenis, jumlah dan kondisi prasarana dan sarana pendidikan jasmani adalah sangat penting. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang ideal sangat menunjang terhadap proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Peralatan yang kurang lengkap menyebabkan kerugian pada materi pelajaran, waktu serta tenaga dalam proses belajar mengajar. Peralatan olahraga yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga mengakibatkan prestasi belajar pendidikan jasmani akan menurun. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, maka seorang guru penjaskes di tuntut untuk berkreatifitas dalam penyampaian materi dengan sarana dan prasarana yang kurang memenuhi.
            Disini dibutuhkan dan dituntut peran kepala sekolah dan guru-guru terutama guru olahraga di sekolah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana olahraga, khususnya olahraga yang ada, yaitu : sepak bola, bola voli, bola basket, bulu tangkis dan lain-lain. Dengan kata lain kegiatan olahraga tidaklah mungkin berjalan tanpa sarana dan prasarana, seperti halnya lapangan dan perlengkapan yang sesuai akan dapat memperlancar pendidikan jasmani, yang artinya interaksi belajar-mengajar dalam pendidikan jasmani akan berjalan lebih lancar bila sarana dan prasarana mencukupi.
Upaya pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana olahraga di SD memang bukan hal mudah, faktor dana merupakan masalah klasik yang sampai sekarang ini sulit dipecahkan, hal ini dikarenakan subsidi dari pemerintah yang belum mencukupi tentunya, akan tetapi itulah kondisi yang harus kita terima sambil kita terus memperbaiki apa yang telah ada. Secara umum sekolah-sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh masih memiliki sarana dan prasarana yang cukup minim, termasuk sarana dan prasarana olahraga. Banyak dijumpai sekolah-sekolah yang memiliki sarana dan prasarana olahraga yang cukup memprihatinkan. Ada sekolah yang hanya memiliki halaman sekolah yang berukuran kecil, sehingga areal untuk dijadikan sebagai tempat prasarana aktivitas jasmani menjadi kurang. Hal ini tentu akan mengurangi kualitas dan kuantitas pembelajaran dan pendidikan jasmani di sekolah tersebut.
Diperkotaan yang padat penduduknya sekarang ini banyak dibangun sekolah yang mempunyai bangunan permanen dengan areal sempit. Untuk menambah jumlah lokal, bangunan sekolah dibuat bertingkat namun dengan halaman yang sangat terbatas, sehingga tidak mencukupi lagi dipakai untuk lapangan olahraga. Untuk keadaan seperti ini, pihak sekolah harus mengusahakan bagaimana mata pelajaran pendidikan jasmani tetap berjalan dengan seefektif mungkin. Jadi sarana dan prasarana pendidikan jasmani tetap diusahakan keberadaannya, walau dengan ukuran yang terbatas. Untuk cabang olahraga sepak bola dapat digantikan dengan olahraga futsal, karena sepak bola memerlukan lapangan yang sangat besar. Di sisi lain ada sekolah yang mempunyai halaman yang luas seperti pada sekolah-sekolah yang berada dipinggir kota, namun tidak sanggup untuk membangun prasarana olahraga yang memerlukan dana besar seperti bola basket, futsal, renang, jadi lapangan tersebut hanya dapat dijadikan prasarana olahraga sepak bola, volli dan badminton serta sebagian atletik. 
                                                              BAB III
KESIMPULAN

 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah harus diusahakan berjalan seefektif mungkin, walau dengan banyak keterbatasan, karena pendidikan jasmani merupkan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah khususnya di tingkat Sekolah Dasar. Karena  tujuan pendidikan jasmani secara keseluruhan adalah untuk mengembangkan kemampuan anak dalam aspek-aspek jasmani, intelektual,emosional,dan moral spiritual.Tujuan itu akan tercapai dengan baik jika tingkat tersedianya sarana dan prasarana di sekolah sudah memadai.Maka dengan ini proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan.
  

DAFTAR PUSTAKA

Suryobroto, Agus S.2004.Sarana dan prasarana pendidikan jasmani,  (Diktat).Yogyakarta FIK: UNY
Minarti, Sri.201.Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Wirjosantoso, Ratal.1984.Supervisi Olahraga Pendidikan.Jakarta: Universitas Indonesia
Sudjana, Nana.2005.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo
Soepartono.1999/200.Sarana dan Prasarana Olahraga.DepDikBud
Soekatamsi dan Waryati, Sri.1996.Prasarana dan Sarana Olahraga.Surakarta: Uns Press


1 komentar:

  1. Casino at The Meadows – Casino Near Chicago | MapYRO
    View detailed driving directions to Casino at The Meadows, Casino at The Meadows, Casino at The 1xbet korean Meadows, 광명 출장마사지 and other properties. Map / Map 남양주 출장안마 / Map . Find 광주광역 출장마사지 map. 영천 출장샵

    BalasHapus